Wednesday, September 24, 2014

Penulis Amatur




Saat ini baru tersedar.. Bahawa hampir lima tahun berkecimpung dengan dunia penulisan blog.
Walaupun terlalu banyak skip masa menulis. Kadangkala dalam setahun hanya beberapa entry yang sempat ditulis. Kononnya sibuk dengan alam rumahtangga. Itu mungkin alasan dan cabaran seorang penulis. *senyum*

Alamat blog silih berganti hampir empat hingga lima buah blog saya pernah bangunkan. Akhirnya inilah blog yang telah memberi nafas baru buat diri ini. "Kembara Menuju Cinta" menceritakan tentang pengembaraan hidup seorang hamba Allah dalam menuju destinasi cinta yang hakiki. Dalam sesebuah pengembaraan, pasti ada kisah suka duka disebaliknya. Saya lebih gemar menulis pengalaman hidup saya atau melihat sisi hidup insan sekeliling saya lalu dicoretkan dalam bentuk puisi.

Pernah beberapa kali saya diminta oleh kenalan untuk membuat manuskrip untuk menghasilkan buku. Saya kira belum masanya. Saya lebih mengenali diri yang serba kekurangan. Saya belum cukup pandai untuk mengolah ayat dengan baik, dan sebab itu juga saya selesa menulis dalam rangkap seperti puisi. Walaubagaimana pun, menghasilkan buku yang baik dan bermanfaat adalah cita-cita saya. Saya hanyalah seorang penulis amatur. Punya minat, punya cinta dalam penulisan tapi kurang ilmu penulisan. Apapun, mungkin saya sudah boleh menyambut ulangtahun blogger amatur yang kelima. Alhamdulillah! 


Like the waves, I thought. I came and I go as I wished. One moment I was there, the next moment I was ready to leave without a reason. Thankfuly, I’m not talking about people or places, as people and places are somewhat interconnected, and when they have won a place in my heart, I would cherish them as long as they are worthy. I’m talking about my writing platform. I have always loved writing but there are times when I thought perhaps I shared a bit too much of my little world. It’s that season again when I have the dilemma. The same, old dilemma that I had in the past with my previous blogs; to keep or not to keep? It’s a question without an answer as for now. So the blog shall stay until it is decided. But when I think of it, I then came to evaluate my very own purpose of writing. I write not because I’m good at it but because I happen to love writing. I write to share to the world about my humble life experiences whenever it’s shining. So that when someone came across a post, they can smile and think that everything’s going to be alright! And to remind someone who’s in despair, that life is beautiful and it’s up to how we choose to perceive it. To share the beauty of everything when they are seen through the lens of faith. “I come and I go as I wished” … so until I firmly sure that I want to ‘leave’… I shall wait. And I shall stay. -Nurra Ahmad


Monday, September 22, 2014

Taqdir Itu


Taqdir itu
Mencelikkan aku yang buta
Mendekatkan aku yang jauh
Memaksa aku untuk mengingat
Tuhan...
Allah...

Tiada kudrat dan upayaku
Meminta agar diubah taqdir,
Hanya mampu menjalani,
Dan berharap diringankan saat menghadapi.







Friday, September 19, 2014

Kenyataan Hati


Aku si gila-gila,
Aku si ketawa meriah,
Aku si peramah,
Tapi aku juga cengeng.
Penyedih.
Sorok muka dalam bantal,
Lepaskan tangisan dalam-dalam.

'Syukur'.. Lupakah aku?
Allah sudah beri pada aku walau satu,
Lihatlah pada orang lain yang tiada meskipun satu,
Maka, syukurlah.
Jiwa akan tenang.

Datanglah pula racau 'mulut-mulut' api,
Menyentak sakit hati.
Kalau itu penyebab kau bersedih,
Maka, kau gantikanlah dengan senyuman

Selama kau pelajari tentang taqdir,
Selama itu kau takkan bersedih.
Andai Dia berkehendak memberi sesuatu,
Berpadalah atas kemampuan kau,
Itulah masanya,
Ia akan tiba.

Sudah! Sisihkan air mata itu.
Persilakan tangisan untuk taubat pada Tuhan.







Sunday, September 14, 2014

#Puisi Putih Hitam

Walau kau si hitam
Dan aku si putih
Kita punya jiwa tak berbeza

Putih aku bukan bermakna;
Suci selamanya
Bersih selamanya

Hitam kau pula;
Bukan kekotoran yang keji
Bukan tidak dicuci

Aku diajar berbaik sangka
Walau maksiat itu kelihatan nyata
Hidup kau selayaknya kau tahu
Dan Tuhan lebih tahu
Mengapa takdir itu begitu

Sentiasa aku yakin
Hitam akan kembali putih
Dan putih meneruskan delegasi putih

Cuma putih,
Jangankan rasa mulia
Sedangkan dalam terhina.



Tuesday, September 9, 2014

Aku Juga Manusia


Ku termenung seorang diri,
Ku menangis di sebalik sepi,
Ku mencari cebisan memori,
Yang ku namakan misteri.

Ku tertawa mendengarnya,
Ku mengerti aku siapa,
Ku tak peduli sebenarnya,
Apa yang kau ada.

Jangan kau menilai dari rupa,
Kerna semuanya milik Dia,
Hati ini akan ku jaga,
Kerna ku hanya manusia biasa.

-Aku Juga Manusia, Amir Jahari-

Aku bukan 'penggila' muzik, aku cuma 'penggila' karya seni.
Kalau ada lagu cinta, aku tujukan cinta itu pada Dia.
Pengertian rasa kita berbeza.
Adakala kata-kata itu kebetulan 'terkena' pada kita.
Cuma kita tak tahu bagaimana nak diluahkan.
Nah! Sudah ada yang menulis mengenainya.
Maka, senyumlah sendirian dalam hati.

Tak cantik tak mengapa,
Tenang tak dipandang sesiapa.
Tapi sayang, kita ini lebih suka sentiasa dipandang dan diperhatikan...

Dengan rupa kita cari kekayaan,
Dengan rupa kita cari kemegahan,
Dengan rupa kita cari kebahagiaan..
Konon..

Sedang kita lupa, rupa itu ujian,
Sedang kita lupa, rupa itu dari Tuhan.
Sedang kita lupa, rupa itu untuk disyukuri,
Sedang kita lupa, yang mencantikkan kita itu Allah yang Maha Sempurna.

Jangan menilai dari rupa~